Tersesat dalam lelah,

Saya mengetuk tiga kali dan menunggu.
Menunggu seseorang yang akan keluar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan retoris saya?
Pertanyaan-pertanyaan yang hadir untuk tetap menjadi pertanyaan; untuk dipandangi, disentuh, dan dirasakan. –dan dibiarkan tetap diam walau berkali-kali digoda sang jawaban.

Satu minggu (dan bahkan lebih, -maaf saya masih harus berbagi waktu untuk bernapas, berbicara, dan makan, sehingga tidak sempat menghitung) ini langit terus menerus keabuan. Le Ciel est Gris, dan disinilah saya. Sendiri dan berdiam diri.

Lelah. Mungkin itu jawaban termudah saat ditanya kenapa. Entah itu lelah fisik atau yang lainnya, -karena saya sadar, apa yang bersembunyi dibalik persona adalah sisi esoteris seorang manusia. Yang tidak bisa dianalisa melalui kata-kata yang terucap, atau emosi yang muncul. Esoteris. Yang eksis namun belum tentu ekspresif.

Saya rasa saya terlalu banyak terlibat dengan manusia-manusia itu.
Saya terlalu banyak bermain-main dengan perasaan yang dirasakan manusia : cinta.
Dan yang lebih salahnya, saya bermain dengan tingkatan cinta yang paling kroco: cinta monyet. Letup kembang api belaka. Festivities yang saking kuatnya membuat saya senyum sepanjang waktu.

Saya rasa sudah saatnya saya istirahat. Mundur lagi dan mendengarkan apa yang dunia sediakan bagi saya untuk didengar. 
-Tentu saya tahu bahwa perasaan-perasaan manusia juga dapat menjadi subjek pelajaran yang menarik dan bermakna, namun, saya rasa, sekarang bukan waktu yang tepat.
Mungkin saya terlalu dekat dengan permainan  antar manusia ini. 
Saya perlu mundur, menarik diri, dan bersenang-senang dengan dunia dari kejauhan lagi. Mengamati, dan duduk di kursi penonton.

-Selesai mengetuk dan bertanya, saya melanjutkan penantian dengan berkata,
Halo?
Dan saya rasa tidak ada jawaban lain selain gaung dari suara saya sendiri. 
Tenang saja, pembicaraan dengan diri sendiri (bagi saya) adalah hal yang menarik, dan lebih, saya tetap mengenal diri saya tanpa harus (sibuk-sibuk) menganalisa.

5 komentar:

Vendy mengatakan...

mungkin gaung itu akan merujuk ke tempat yang berbeda...


mungkin...

SIN mengatakan...

Jo, sis tep kasi kbr melalui blog jo. sis ga kemana2 tep jadi sis angkat jo :) cinta memang melelahkan jo, jika kita salah dlm memilih, perasaan kita bingung, dsbny...pasti jo nanti ketemu ssorang yg diinginkn yg menerima ap adny. rehat dulu jo. sis dulu juga tersesat, jo kn da tau cerita dari tears. jo, klo bisa kirim 3 foto mda n jo, sis mo liat aura kalian menyatu ga. klo jo mau, sis ga maksa, cuma ingin kasitau jo aza sesuatu. thx jo

Rina Suryakusuma mengatakan...

Hai, salam kenal ;-) blogwalking yang kebetulan mampir dan tertarik pada tulisan di blog ini =)

Johan Tampubolon mengatakan...

@Vendy: Tentu. Toh semua adalah ilusi. Dan ilusi itu terkadang bermakna lebih panjang dari jumlah hurufnya.

@sin: haha, mijn sista, mijn sista.. Why so serious..

@Rina : Salam kenal juga..
Wah. tumben ada yang nyasar sini
- -"
Makasih ya..

Anonim mengatakan...

:)
walaupun terkadang dikira org gila.
Ngobrol dgn diri sndri memang menyenangkan.
bisa dapet jawaban yg ga tduga n tulus, tanpa senyuman simpati palsu.
tapi aku pake cara yg salah.
terang-terangan.
no wonder why la dikira orgil.
:p