Now, it's personal~

*Is now listening to 2 radio station at a time. Hehe.. greedy, greedy me.
Kangen dengerin You've Got a Friendnya FeMale Radio, sih. Tapi, susah bener nyari streamingnya 

Hari ini, Sulis nangis. Well, verbal-bully prob, sih. Oleh anak kelas XI IPS 3 yang kurang kerjaan. They barely known her!
Gini, nih. Motivasi iseng seringkali mengacu pada hal-hal negatif. Coba saja, misalnya, iseng (yang saudara dekat spontanitas) itu dimanfaatkan ke hal-hal yang lebih manis, (Saya tidak menggunakan kata "membangun" atau "baik", karena, perbuatan mereka juga bagus untuk membangun mental si Sulitazz, kan? Nothing's bad, rite? Long-term~) mungkin, dunia ini akan lebih adem 
Alfalfa juga pake ikut-ikutan. Dasar~
Dan, ya, saya juga bodoh, sih. Kebanyakan mikir, mungkin?
Saya terlalu kaku. Saya terlalu pengecut. Kenapa saya hanya menyabarkan dia? Bukankah seharusnya saya maju ke sana dan stands for her properly? 
Tapi, lagi, jika dipikir-dipikir, atas alasan apa? Okelah, tidak perlu alasan dalam membela seseorang. Tapi, kemudian apa?
Setelah saya maju dan jadi body shield gitu, lalu apa?
Saya lebih setuju Sulis menertawakan mereka. Berhadapan dengan orang gila haruslah dengan protokol makhluk sejenis.
Seperti berhadapan dengan politik. Mirip beraduwicara dengan kebo.
Use their protocol, use their linear way of thinking.
Sulit memang, manusia terkadang malas beranjak saat sudah menemukan tempat yang nyaman.
Saya tahu, itu bukan hal yang buruk. Bersikap konsisten dan memegang teguh termasuk hal yang baik.
Tapi, sesekali, bukankah menjadi fleksibel itu lebih nyaman?
Punya pegangan yang menjadikan sekitar sebagai referensi saja, bukankah lebih baik daripada ikut-ikut tren yang berlaku dilapangan?
Tapi, ya... antropos dan kosmos memang sulit bersinkronisasi.
Sulit, walaupun bukannya tidak mungkin.

2 komentar:

lola mengatakan...

nice post... :)

Anonim mengatakan...

alfalfa bukan q kan???