Lupakan Central Park


Lupakan Central Park. Coret Seine River dari daftar-jawaban-saat-ditanya-tempat-tempat-romantis. Sungai Rangkui di belakang Pusat perbelanjaan pun memantulkan pendar memikat saat saya ingat kamu. Kamu. Kamu dengan segala imperfeksi. Kamu dengan segala cela. Kamu dengan segala arogansi. Kamu dengan segala keraguan. Kamu dengan segala ketidakpastian. Kamu dengan gengsimu. Kamu. Kamu. Kamu.
Saya tidak tahu siapa yang harus disalahkan sekarang. Sang Ratu Adil ini harus mengakui bahwa yang bisa membuatnya melupakan hari buruk adalah seorang remaja, yang menggantung genitalia masculinis ke mana-mana, yang melarang saya baca buku tentang Syekh Siti Djenar hanya karena takut saya tersesat –A-Whaaatt? I already am, you boondock.-, seorang ego yang kurus kering –Boo. I would fancy a hunk better.-

1 komentar:

Apisindica mengatakan...

mampiiiiiiiiiiiiir!