Who. .are. .you?

That’s a 3 words question that always spawns aeons of silence pause.

Err.. Saya selalu ragu saat ditanya begini (the tell-us-about-you thingies). Dalam kejadian-kejadian formal –forum, kelas baru, dll- saya biasa membacakan apa yang secara okasional saya tuliskan di formulir data anggota/ peserta: Nama (Johan Anugrah Pardamean Tampubolon); Umur (17 tahun sekian-sekian); Tempat, Tanggal Lahir (Pangkalpinang, 7 Juni 1992); (Saya rasa Status Marital, Nama dan Pekerjaan Orangtua, tidak terlalu penting untuk disertakan. Atau penting?) Single; Belum pernah menikah (oh, well, bahkan berpacaran saja belum). Saya sekarang masih SMA. Kelas 3. IPS (Is this a scholarship application or something? - -“)
Saya ragu apakah kondisi serebral dan fluks solar plexus akan relevan untuk waktu-waktu mendatang (karena perubahan saya tidak pernah memberi notifikasi terlebih dahulu. Apalagi reservasi). Tapi, saya pikir akan menyenangkan untuk membuat anda bosan. Jadi, bersiaplah. I’ll spill you on things that have piqued my interest :)
Relevansi saya dengan proyek ini: Beberapa bulan yang lalu (Saya lupa pernah menuliskan gagasan ini kapan), saya ( dan mengajak seorang andro) merencanakan untuk membuat blog keroyokan dengan judul Young Fine Q; Yang akan berusaha memuat tulisan-tulisan dengan misi mengurangi ke-alay-an muda-mudi queer. Kami (tadinya) akan membahas “Do’s & Dont’s”; “Hots “& Nots”; Fashion & Grooming; Ide-ide menghabiskan waktu (review buku, musik, dan ide-ide aplikabel lainnya). Sayangnya, kami seorang prokrastinator kronis. Penundaan terlihat begitu menggoda.
Saya adalah apa yang orang-orang sebut “super-absorbent sponge”. Saya nisbi. Saat berusaha mendefinisikan ( i hate this word) diri dengan satu sifat tertentu, semesta dengan manisnya menunjukkan saya yang sebaliknya. Mudahnya, saya seorang peniru! Saya akan terobsesi dengan seorang penulis tertentu dan mengikuti jalan pikirannya (dan tidak mengakui itu. Plus, saya akan menghina sang penulis); Semesta juga (dengan manisnya, lagi-lagi) akan menunjukkan keterkaitan saya pada suatu cerita (baik film, buku, dan tutur kata). Saya jadi rajin (sebelum semesta menunjukkannya dengan vulgar) menemukan benang-benang sinkronisitas antara saya dan apapun di sekeliling saya. Hal ini bisa menyebabkan kondisi mood yang baik, atau sebaliknya: Saya akan jadi depresif, suisidal, dan melankolik (imbuhan –is menunjukkan pelaku, atau “orang yang –“). Mungkin saya mengidap Bipolar. Tapi, karena belum pernah memeriksakannya, dan saya rasa juga tidak semudah itu mendiagnosa melalui gejala-gejala ringan, saya rasa saya hanya melebih-lebihkannya.
Saya tertarik pada Psikologi, Antropologi, dan Filosofi. Tiga ilmu ini adalah ilmu serakah, karena menuntut saya untuk tertarik pada hampir semua ilmu. Ya, sebut saja semua. Dan, bukan ilmu murni saja. Saya selalu berusaha mencari fungsi aplikabel dan relevansinya dengan kekinian.
Saya juga penggemar fotografi mobile (karena tidak punya uang untuk membeli SLR, tentunya). Juga, Arsitektur, dan Desain (Oh, how i love aesthetics!). Saya juga salah seorang dari orang-orang gila yang berpendapat bahwa semua orang adalah seniman! Semua orang berekspresi, kan? Menulis, Menari, Menunjukkan emosi, berkarya, semuanya! Mengutip dari Anton Ego dalam Ratattouile: “Not everyone could become a great artist; But, a great artist could come from anywhere” Err.. tidak secara vulgar relevan. Tapi, intinya begitulah: Semua orang (ralat. Semua entitas dan deitas) adalah seniman!

Jangan tuntut saya karena bercerita kepanjangan.

0 komentar: